TRADISI RHOKAT BHUMIH MENJELANG PANEN KOPI DI DELINIASI IJEN GEOPARK

Authors

  • Tantri Raras Ayuningtyas Tenaga Ahli Budaya Pengurus Harian Ijen Geopark Wilayah Bondowoso

DOI:

https://doi.org/10.31537/sandhyakala.v3i1.908

Keywords:

Tradisi, Rhokat Bhumih, Ijen Geopark

Abstract

Indonesia memiliki banyak sekali potensi dan wilayah Geopark atau Taman Bumi. Geopark adalah proses keberlangsungan hidup dan pelestarian alam yang mengusung 3 (tiga) aspek yaitu warisan geologi, warisan biologi dan warisan budaya untuk kemudian dikaitkan dengan konservasi, edukasi, pembangunan perekonomian masyarakat secara berkelanjutan. Dalam warisan budaya, tradisi Rhokat Bhumih merupakan salah satu tradisi yang ada sampai saat ini ada dan tetap dilaksanakan. Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah: (1) Bagaimana asal usul tradisi Rhokat Bhumih menjelang panen kopi di Ijen?; (2)  Bagaimana proses tradisi selametan menjelang panen kopi di Ijen?,. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari Heuristik, Kritik, Interpretasi, dan Historiografi dan menggunakan pendekatan antropologi budaya. Hasil dari penelitian ini mengambarkan bahwa tradisi Rhokat Bhumih di  dilakukan secara turun-temurun sejak tahun 1948. Tradisi ini  merupakan bentuk penghormatan dengan memberikan hasil bumi  dan pertunjukan budaya di wilayah Kecamatan Ijen. Keunikan yang terdapat dalam tradisi Rhokat Bhumih menjelang panen kopi dipengaruhi kebudayaan Madura dan Jawa dan bertujuan untuk Rhokat Bhumih desa dari segala mara bahaya dan penyakit di setiap tahunnya  salah satunya untuk keberhasilan panen kopi. Pertunjukan Macan Gatot Subroto ini digambarkan sebagai penguasa pegunungan Ijen di masa itu dan symbol-simbol selametan ini memiliki makna yang memperkuat bahwa masyarakat Ijen adalah masyarakat yang bercorak Madura. Proses Rhokat Bhumih menjelang panen kopi memperlihatkan bahwa masyarakat Ijen melakukan ritual ini menjadi bagian dari kepercayaan masyarakat untuk keselamatan masyarakat Ijen dan mereka saling menghormati turut serta melestarikan Rhokat Bhumih hingga sekarang.

References

Ahmadi, Abu. 1997. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Greertz, Clifford. 1959. Abangan, Santri, Priyayi, Dalam Masyarakat Jawa. Jakarta : PT Dunia Pustaka Jaya.

Hadi, Y, Sumandiyo. 2006. Seni dalam Ritual Agama. Yogyakarta : PT Pustaka.

Herusatoto, Budiono. 2001. Simbolisme Dalam Budaya Jawa. Yogyakarta : PT. Hanindita Graha Widia.

Koentjaraningrat. 1991. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Koentjaraningrat. 1994. Kebudayaan Jawa. Jakarta: Balai Pustaka

Kuntowijoyo. 2003. Metodologi Sejarah. Edisi Kedua. Yogyakarta : PT Tiara Wacana Yogya.

Kuntowijoyo. 1987. Budaya dan Masyarakat. Yogyakarta : PT Tiara Wacana Yogya.

O’Dea, Thomas F. 1996. Sosiologi Agama Suatu Pengenalan Awal. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Prayitno, Joko. 2004. Tradisi Nyadran Di Kelurahan Ngantru Kecamatan Trenggalek (Kajian, Bentuk, Makna Dan Fungsi). Skripsi, (tidak dipublikasikan). Surabaya: Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri

Setiyawan, Wahyu H. 2001. Pelaksanaan Upacara Nyadran Di Desa Sidomekar Kecamatan Semboro Kabupaten Jember. Skripsi, (tidak dipublikasikan), Jember: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember.

Soekmono,R. 1991. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 2. Yogyakarta : Kanisius.

Soekmono,R,1991. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 3. Yogyakarta : Kanisius.

Soemardjan, Selo & Soemardi, Soelaeman. 1964. Setangkai Bunga Sosiologi. Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Trimerani, Resna. 2011.Tradisi Selametan Cembenmgan dalam Mewujudkan Keteraturan Sosial. Jurnal Sosial Humaniora Vol 11 No 2

Wiranata, I.Gede A.B. 2002. Antropologi Budaya. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.

Downloads

Published

2023-01-20

Issue

Section

Articles