https://jurnal.unipar.ac.id/index.php/BIOSAPPHIRE/issue/feedBIOSAPPHIRE: Jurnal Biologi dan Diversitas2025-11-30T13:16:45+08:00DWI NUR RIKHMA SARIrikhmasari.dnrs@gmail.comOpen Journal Systems<p>BIOSAPPHIRE: Jurnal Biologi dan Diversitas is an open-access, peer-reviewed journal and is a multidisciplinary journal that aims to provide reviews and as a place of publication for researchers in all aspects of the biological and applied sciences who pay special attention to the exploration of biodiversity in Indonesia. This research article in the BIOSAPPHIRE: Jurnal Biologi dan Diversitas is written in Indonesian and featuring well-designed studies with clearly analyzed and logically interpreted results are accepted, with a strong preference given to research that has the potential to make significant contributions to both the field of biology and society in general.</p>https://jurnal.unipar.ac.id/index.php/BIOSAPPHIRE/article/view/2492 Keanekaragaman Olahan Makanan Tradisional Berbahan Dasar Singkong Di Desa Lodan Kulon Kecamatan Sarang Kabupaten Rembang2025-09-02T15:23:45+08:00Amilatul Mujtahidahamilamujtahidah@gmail.comHesti Kurniahuamilamujtahidah@gmail.com<p>Singkong adalah komoditas pertanian vital di Indonesia dengan potensi besar sebagai sumber pangan lokal. Desa Lodan Kulon, yang terletak di Kecamatan Sarang, Kabupaten Rembang, terkenal akan kekayaan olahan pangan tradisional dari singkong yang menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan budaya dan ekonomi masyarakatnya. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menguraikan ragam sajian tradisional berbahan dasar singkong yang ditemukan di Desa Lodan Kulon, serta menelaah peluang pengembangannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, dengan metode pengumpulan data melalui observasi langsung, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Temuan riset menunjukkan adanya lebih dari sepuluh jenis makanan tradisional singkong di Desa Lodan Kulon, antara lain tape, tiwul, getuk, cemplon, lemet, sayur daun singkong muda, gatot, keripik singkong kerupuk singkong, gemblong dan telo goreng. Keberagaman ini merefleksikan inovasi masyarakat dalam mengubah singkong menjadi aneka hidangan dengan cita rasa dan karakteristik unik. Potensi pengembangan olahan singkong ini sangat besar, baik untuk meningkatkan nilai ekonomi maupun melestarikan warisan kuliner lokal.</p>2025-11-30T00:00:00+08:00Copyright (c) 2025 BIOSAPPHIRE: Jurnal Biologi dan Diversitashttps://jurnal.unipar.ac.id/index.php/BIOSAPPHIRE/article/view/2599Pemanfaatan Protista Mirip Tumbuhan (Algae) Jenis Alga Cokelat (Phaeophyta), Alga Hijau (Chlorophyta), dan Alga Emas (Chrysophyta) sebagai Bahan Pangan2025-09-21T11:13:10+08:00Fatimatuz Zuhrobundafatim@gmail.comAisah Meilyna Rima Diniaisahmeilyna@gmail.comNoval Ramadannovalramadan@gmail.comNadifatus Sofianadifatussofia@gmail.comLailatul Homsil Hasanahlailatulhomsilhasanah@gmail.com<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengulas potensi alga cokelat, alga hijau, dan alga emas sebagai bahan pangan beserta kandungan nutrisinya, agar dapat dijadikan sebagai sumber referensi pemanfaatan jenis-jenis alga pada industri makanan. Artikel dibuat dengan metode mengumpulkan data dan informasi dengan cara memahami dan mempelajari teori-teori dari berbagai literatur yang berhubungan dengan manfaat alga cokelat, alga hijau, dan alga emas sebagai bahan pangan (studi referensi). Kemudian, teori-teori dari berbagai referensi tersebut dianalisis secara kritis dan mendalam agar dapat mendukung tujuan yang diharapkan dalam tulisan ini. Hasil studi referensi ini memberikan informasi bahwa alga cokelat (Phaeophyta), alga hijau (Chlorophyta), dan alga emas (Chrysophyta) memiliki kandungan nutrisi utama yang sangat lengkap (karbohidrat, protein, dan lemak), mineral yang beragam, serta komponen bioaktif yang berpotensi dalam mendukung kesehatan manusia, sehingga alga tersebut berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan pangan atau bahan baku dalam industri pangan.</p>2025-11-30T00:00:00+08:00Copyright (c) 2025 BIOSAPPHIRE: Jurnal Biologi dan Diversitashttps://jurnal.unipar.ac.id/index.php/BIOSAPPHIRE/article/view/2622Potensi Pleurotus ostreatus Varietas Grey Oyster dalam Menghambat Pertumbuhan Fungi Patogen pada Bulir Padi2025-10-20T10:15:16+08:00Dwi Nur Rikhma Saririkhmasari.dnrs@gmail.comSiti Maesarohrikhmasari.dnrs@gmail.comTiara Primayantirikhmasari.dnrs@gmail.com<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi <em>Pleurotus ostreatus</em> varietas Grey oyster sebagai agen biokontrol terhadap fungi patogen pada bulir padi. Metode yang digunakan adalah kultur ganda secara in vitro dengan desain true experimental. Identifikasi fungi patogen menunjukkan karakteristik morfologi yang sesuai dengan genus <em>Rhizoctonia</em>. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa <em>Pleurotus ostreatus</em> mampu bertahan hidup dalam interaksi kompetitif, namun tidak menunjukkan zona bening sebagai indikator antibiosis. Rata-rata diameter pertumbuhan fungi patogen mencapai 5,1 mm pada hari ke-7, sedangkan <em>Pleurotus ostreatus</em> hanya 2,6 mm. Persentase hambatan menunjukkan nilai negatif hingga -111,95%, menandakan dominasi patogen dalam kompetisi ruang dan nutrisi. Meskipun daya antagonis tergolong rendah, <em>Pleurotus ostreatus</em> tetap memiliki potensi sebagai agen biokontrol yang dapat dikembangkan lebih lanjut melalui optimasi kondisi lingkungan.</p>2025-11-30T00:00:00+08:00Copyright (c) 2025 BIOSAPPHIRE: Jurnal Biologi dan Diversitashttps://jurnal.unipar.ac.id/index.php/BIOSAPPHIRE/article/view/2632Pengaruh Media Tanam Ampas Tebu, Ampas Teh Serta Intensitas Penyiraman Air Teh Terhadap Pertumbuhan Tanaman Cabai Merah Keriting (Capsicum annum L.) 2025-10-03T16:24:12+08:00Hasni Ummul Hasanahhasni.uhasanah1@gmail.comAni Qotul Chotimahhasni.uhasanah@gmail.comIsmul Mauludin Al Habibhasni.uhasanah@gmail.com<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi media tanam ampas tebu dan ampas teh terhadap pertumbuhan tanaman cabai merah keriting, serta pengaruh intensitas penyiraman air teh terhadap pertumbuhannya. Analisis data menggunakan SPSS 20 dengan uji Friedman menunjukkan bahwa tanaman pada media ampas teh dengan penyiraman air teh dua hari sekali mengalami pertumbuhan lebih baik dibandingkan ketiga perlakuan media lainnya. Namun, tanaman yang ditanam pada media tanah menunjukkan nilai rata-rata tertinggi, karena ampas tebu dan ampas teh akan memberikan kualitas terbaik bila digunakan sebagai pupuk organik, bukan sebagai media utama. Meskipun pertumbuhan tanaman pada media tanah lebih besar, perbedaannya sangat kecil, hanya sekitar 1,1% untuk tinggi tanaman dan 1,2% untuk jumlah daun. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh perbedaan media tanam terhadap pertumbuhan cabai merah keriting, tetapi intensitas penyiraman air teh tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan tanaman tersebut.</p>2025-11-30T00:00:00+08:00Copyright (c) 2025 BIOSAPPHIRE: Jurnal Biologi dan Diversitashttps://jurnal.unipar.ac.id/index.php/BIOSAPPHIRE/article/view/2723Inventarisasi Tumbuhan Bawah pada Kebun PPKS Aek Pancur Tanjung Morawa dan Potensinya sebagai Inang Fungi Endofit2025-11-22T21:54:55+08:00Jepani Elkanalya Gintingjepanielkanalya05@gmail.comNanang Supenan.supena@iopri.orgVivi Mardinavmardina@unsam.ac.id<p>Tumbuhan bawah merupakan vegetasi yang terdapat di permukaan tanah di bawah tegakan pepohonan, diantaranya adalah rerumputan, herba, dan semak belukar. Tujuan penelitian ini adalah menginventarisasi jenis tumbuhan bawah pada Kebun PPKS Aek Pancur Tanjung Morawa, Sumatera Utara dan mengkaji potensinya sebagai inang mikroba endofit. Penelitian dilaksanakan pada Agustus – September 2025. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode eksplorasi dan jelajah bebas. Hasil penelitian adalah tumbuhan bawah berhasil dinventarisasi pada Kebun PPKS Aek Pancur terdiri dari 45 jenis dan dari total 45 jenis tersebut, ada 29 jenis tumbuhan bawah yang berpotensi sebagai inang fungi endofit berdasarkan kajian literatur. interaksi antara tumbuhan bawah dan fungi endofit sebagai bagian penting dalam dinamika ekosistem hutan terutama dalam hal siklus nutrisi, stabilitas komunitas tumbuhan, dan daya tahan terhadap perubahan lingkungan.</p>2025-11-30T00:00:00+08:00Copyright (c) 2025 BIOSAPPHIRE: Jurnal Biologi dan Diversitashttps://jurnal.unipar.ac.id/index.php/BIOSAPPHIRE/article/view/2807Efektivitas Pestisida Serai Wangi Dan Bawang Putih Terhadap Serangan Hama Plutella xylostella Pada Tanaman Sawi (Brassica juncea L.)2025-11-28T23:21:39+08:00Nawang Enggarnawangenggarprasetyo@gmail.comMohammad Syaifudin Aswannawangenggarprasetyo@gmail.comDwi Nur Rikhma Sarinawangenggarprasetyo@gmail.com<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas pestisida nabati berbahan dasar ekstrak serai wangi (<em>Cymbopogon nardus</em>) dan bawang putih (<em>Allium sativum</em>) dalam upaya pengendalian hama <em>Plutella xylostella </em>pada tanaman sawi (<em>Brassica juncea</em>). Penelitian dirancang menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan, yaitu kontrol (P0), pestisida kimia (P1), ekstrak bawang putih (BP), ekstrak serai wangi (SW), dan kombinasi ekstrak bawang putih dan serai wangi (BPSW), masing-masing dengan enam kali ulangan, Dilakukan analisi data menggunakan uji ANOVA kemudian dilanjut dengan uji DMRT untuk mengidentifikasi kelompok perlakuan yang berbeda nyata. Perlakuan dilakukan melalui penyemprotan larutan pada daun sawi, yang kemudian diberikan kepada larva instar 3. Observasi dilakukan setiap 24 jam selama tujuh hari untuk memantau tingkat mortalitas larva. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan BPSW dan BP menghasilkan mortalitas tertinggi, masing-masing mencapai 100%, dan memberikan efek lebih cepat dibandingkan perlakuan SW maupun kontrol. Efektivitas ini diduga disebabkan oleh kandungan senyawa bioaktif seperti allicin, sulfur, sitronelal, dan geraniol. Temuan ini mengindikasikan bahwa pestisida nabati berpotensi sebagai alternatif yang efektif dan ramah lingkungan dalam mengurangi penggunaan pestisida sintetis dalam praktik budidaya tanaman..</p>2025-11-30T00:00:00+08:00Copyright (c) 2025 BIOSAPPHIRE: Jurnal Biologi dan Diversitas